Menekan Laju Perkembangan Covid 19
Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2022 untuk pemberlakuan PPKM Non Jawa Bali yang berlaku tanggal 15 sampai dengan 28 Februari 2022, Kota Medan kini berstatus PPKM Level 3.
Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan harus bekerja keras agar bisa menekan laju penyebaran Covid-19, serta menurunkan level PPKM. Hal itu dikatakan Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah saat dihubungi, Selasa (15/2/2022) siang.
“Dinkes harus bisa melakukan pemetaan lokasi penyebarannya. Sebab kita tidak ingin penyebaran varian Delta beberapa waktu lalu terulang kembali. Jangan sampai kecolongan lagi,” tegas Afif.
Dikatakannya, dengan meningkatkannya status PPKM Kota Medan, Dinkes harus bergerak cepat, termasuk menyiagakan rumah sakit RSUD Pirngadi Medan dan Isoter.
“Memang gejala varian Omicron lebih ringan dari varian Delta, namun tetap harus diwaspadai. Selain itu, pastikan ruang ICU, kamar dan oksigen di RSUD Pirngadi siap. Kadinkes harus memiliki perencanaan yang terbaik dan kemungkinan yang terburuk dalam menangani Covid-19 varian Omicron,” kata Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Medan ini.
Dijelaskan Afif, dirinya pun meminta Kadinkes Medan agar lebih aktif dan berinisiatif dalam penanganan kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Medan.
“Kabarnya beberapa pegawai di lingkungan Pemko Medan juga ada terpapar Omicron, namun Dinkes kecolongan. Untuk itu Kadinkes harus lebih aktif lagi, dengan menyurati bebepa dinas untuk mengetahui perkembangannya. Sebab Pemko Medan harus menjadi contoh. Kalau perlu Kadinkes melakukan evaluasi setiap hari pada jajarannya, agar semua bisa diketahui dan tidak luput dari pengawasan Dinkes Medan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Afif, Dinkes juga harus lebih aktif lagi dalam pelaksaan vaksinasi. Sebab Dinkes memiliki tanggungjawab agar masyarakat bisa terhindar dari penyebaran Covid-19.
“Pencapaian target vaksinasi harus benar-benar dikejar, sebab Kota Medan merupakan salah satu kota yang klaster penyebarannya terbesar di Inodonesia. Dominan warga Kota Medan juga kurang percaya dengan informasi Covid-19, maka Kadinskes harus lebih aktif lagi berinteraksi,” jelasnya.
Untuk PTM, lanjut Afif, dirinya pun mengimbau agar PTM dihentikan dan diganti dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sebab, sudah ada pelajar yang terpapar Covid-19.
“Omicron juga bisa mengenai anak-anak, ini harus menjadi perhatian. Kita tidak ingin anak-anak kita menjadi korban,”pungkasnya. (An)